Tangerang, Ajang pameran waralaba dan lisensi terbesar di Indonesia, IFRA Business Expo ICE 2025, kembali digelar pada 25–27 April 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City.
Mengusung tema “From Essential Ingredients to Extraordinary Opportunities”, acara tahunan ini akan menampilkan lebih dari 350 merek dari 29 industri berbeda. IFRA ICE 2025 menjadi ajang strategis yang mempertemukan pelaku usaha, investor, hingga calon wirausahawan yang ingin menjajaki peluang bisnis baru.
Bersamaan dengan pameran ini, IFRA berkolaborasi dengan Indonesia Culinary Expo (ICE) untuk memperkuat sektor kuliner yang menjadi penyumbang terbesar dalam industri waralaba. Lebih dari 240 peserta dari sektor kuliner dijadwalkan turut serta menampilkan produk unggulan dan teknologi terbaru.
Selain pameran, acara ini juga akan menghadirkan berbagai kegiatan edukatif seperti seminar, talkshow, business matching, hingga program inovatif seperti Live Cooking Demo dan Youngpreneur Talks yang dirancang untuk mendorong munculnya wirausahawan baru, khususnya dari kalangan muda.
Kedai Kopi Titik Koma hadir dalam IFRA Business Expo ICE 2025 dan dalam pembukaan pameran mendapat kunjungan dari Menteri Perdagangan RI Budi Santoso. Kedai kopi Titik Koma berdiri sejak 2016, berhasil berkembang dengan memiliki 47 cabang di 18 kota dan akan membuka outlet lagi di kota kota besar Indonesia dalam waktu dekat ini.
CEO Kedai Kopi Titik Koma Andrew Prasetya Goenady mengatakan Industri kedai kopi di Indonesia semakin kompetitif, dengan banyaknya pemain yang bersaing di pasar. Dengan pengalaman dan strategi yang digunakan Kopi Titik Koma bisa bertahan di industri yang dikenal sebagai ‘red ocean’ karena ketatnya persaingan dan tipisnya margin keuntungan, imbuhnya.
Menurut Andrew, kunci utama bertahan adalah memiliki positioning yang jelas. Industri kopi sangat luas dengan berbagai segmen harga, mulai dari yang murah hingga premium.
Selain itu, branding yang kuat juga menjadi strategi utama Titik Koma. Mereka berupaya menciptakan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, misalnya dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk bekerja, pertemuan bisnis, atau sekadar bersantai.
Beberapa gerai bahkan dilengkapi dengan private meeting room untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan yang ingin suasana lebih tenang. Kualitas biji kopi juga menjadi prioritas utama bagi Titik Koma. Mereka memilih bahan baku dengan standar tinggi, meskipun harganya lebih mahal.
Kopi Titik Koma menawarkan berbagai macam menu kopi dan minuman non-kopi. Menu kopi mereka mencakup kopi susu, kopi hitam, kopi dengan rasa tambahan seperti cokelat, vanila, dan karamel, serta kopi dengan susu nabati. Selain itu, mereka juga menawarkan berbagai minuman non-kopi seperti teh, cokelat, dan minuman segar seperti Inner Peach.
Beberapa pilihan minuman Kedai Kopi Titik Koma:
Kopi:
Kopi Susu Tiger: Espresso dengan Tiger Milk.
Kopi Aren Doppio: 2 shot Espresso dengan susu dan gula aren.
Kopi Sunda Kelapa: Kopi gula aren dengan espresso Sunda dan santan.
Americano: Espresso dengan air panas.
Caramel Latte Macchiato: Espresso, karamel, susu, dan foam vanila.
Tiger Matcha Latte: Susu Tiger, matcha murni, dan gula.
Oat/Coconut Latte: Espresso dengan susu oat/santan.
Snickers Coffee Macchiato: Espresso, susu, Snickers, dan karamel (menu terbatas).
Minuman Non-Kopi:
Tiger Seasalt Cocoa: Cokelat, garam laut, dan Tiger Milk.
Skinny Malt Chocolate: Cokelat susu dengan kalori rendah.
Inner Peach: Peach, green tea, dan lemon.
Seliter Kopi Susu Tiger: 1 liter kopi susu Tiger
Dalam menjaga kualitas produk, Titik Koma juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan barista. Mereka menerapkan sistem pelatihan ketat untuk memastikan bahwa setiap barista memiliki dasar ilmu yang kuat dan terus berinovasi, ujarnya.
Melalui branding yang kuat, komitmen terhadap kualitas, serta strategi ekspansi yang cermat, mereka berhasil menjadi salah satu brand kopi lokal yang terus bertumbuh di Indonesia, pungkasnya.
